Tuesday, July 22, 2014

AKHIRNYA HARAPAN KAMI TERKABUL

Jihan Naura Hasna Annida 
Dua tahun yang lalu saya dan istri menangis dalam do'a saat kami tahu, istri tercinta mengandung anak ke-4. Sepulang dari dokter kami terdiam membisu, tanpa sepatah kata keluar hingga malam kami selesai melaksanakan sholat malam.

Saya mencoba membuka firman Allah tentang anak dan kekhawatiran umat manusia akan lahirnya seorang anak manusia ke muka bumi. Kami meneteskan air mata dan saya lalu memeluk istri tercinta untuk menenangkan bathinnya. Perasaan kami berkecamuk tak karuan, tapi jujur rasa khawatir dan sedih jikalau tidak mampu membesarkan dan memberi pendidikan yang layak untuk anak-anak kami lebih dominan ketimbang rasa senang dan syukur atas kabar yang kami terima tadi pagi.

Rasa khawatir itu muncul karena kondisi ekonomi kami belum cukup kuat untuk menerima kenyataan ini. Sempat terpikir pikiran jahat yang memenuhi otak kami, hingga badan ini bergetar hati serasa teriris sembilu perih sekali. Untunglah malam itu kami mendapat jawaban atas semua kekhawatiran dan keraguan dari ayat-ayatNya. "Sudahlah mah, bismillah kita terima anugerah ini dengan senang hati. Allah telah menjamin hidupnya saat detak jantung mulai berdenyut di rahim ibunya". Itulah kalimat pertama yang terucap malam itu sambil memeluk istri yang terus berlinang air mata. 

Setelah itu kami pun berdo'a semoga diberi kekuatan untuk menerima anugerah ini dan menjaganya hingga kelak ia dewasa. Kami pun berharap semoga anak yang dikandung istri nantinya perempuan, karena kami telah memiliki 3 anak laki-laki. Waktu pun terus bergerak, kami sepakat untuk merahasiakan kalo istri mengandung anak kami. Kami tidak ingin direpotkan dan merepotkan siapapun, kami ingin semua berjalan dalam sunyi sesunyi harapan para orang tua yang mengharapkan anak laki-laki karena telah memiliki beberapa anak perempuan ataupun sebaliknya.

Penantian kami pun akhirnya tiba, 2 Juni 2013 anak kami yang ke-4 lahir, dan Alhamdulillah Allah SWT memberi kami anak perempuan yang menurut kami cantik secantik ibunya. Kami besyukur harapan kami terkabul dan semoga kami dapat menjaganya. Perlahan-lahan kami akhirnya membuktikan firman illahi, kekhawatiran yang kami takutkan perlahan mulai sirna. Istri setahap demi setahap mulai menemukan jalan keluar dari permasalahan yang selama ini membelenggu kami. Kami tetap bertahan di tengah segala keterbatasan dan terus berusaha mencari jalan keluar. Kami tidak boleh menyerah dengan keadaan, kami harus mampu mengatasinya demi putra dan putri tercinta kami.

Semoga ini menjadi masukan buat teman, sahabat yang masih diliputi berbagai macam kegelisahan tentang problematika berumah tangga.

Wassalam.


NIKMATI SAJA HIDUP INI

Buat apa susah dan sibuk memikirkan apa yang akan terjadi esok hari, kalau hari ini kita tidak bisa menikmati apa yang ada dihadapan kita. Hidup memang perlu direncanakan untuk mencapai tujuan, tapi terjebak pada rencana dan tidak siap pada kenyataan yang terjadi itu konyol namanya.

Kita pasti menginginkan setiap rencana yang kita buat berjalan dengan mulus, lancar dan sukses. Sama seperti pada saat kita berpacaran, kita maunya semua berjalan baik-baik saja, sehingga kadang kita tidak siap pada saat pasangan kita "memutuskan" untuk berpisah. Anak jaman sekarang bilangnya "galau", kita susah bangkit dari keterpurukan dan selalu diliputi rasa penyesalan. Kenapa begini, kenapa begitu, kenapa tidak begini dan kenapa tidak begitu. Kita menyesal diakhir perjalanan karena tidak pernah sempat berintrospeksi diri dan siap menerima kekurangan pasangan kita. Tapi lepas dari itu semua takdir Allah SWT adalah jawaban yang tepat. Allah SWT tidak mengijinkan kita bersanding dengan pujaan hati kita karena Dia memiliki rencana lain yang kita telah berburuk sangka sebelumnya.

Dua kali saya merasakan kepahitan karena tidak berhasil melanjutkan hubungan dengan seseorang yang sangat saya sayangi dan cintai dalam hidup saya. Saya sulit menerima kenyataan pahit itu dan terus mencaci maki bahwa dunia tidak adil kepada saya. Saya marah, protes kenapa saya mengalami kepahitan ini. Berapa lama? cukup lama saya merasakannya hampir 5 tahun tidak bersedia menerima dan mendekati makhluk indah ciptaan Allah SWT. Hingga pada akhirnya saya bertemu dengan seseorang yang sebenarnya sudah hampir lepas dari saya. Saya terlalu pasrah dan enggan berjuang untuk mendapatkannya, karena kuatir kecewa. 

Tapi ternyata kenyataan berbalik, sesuatu yang sangat saya inginkan tidak dikabulkan ehhh yang tidak terlalu diharapkan malah jadi kenyataan. 

Ya, itulah hidup kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari. Jadi nikmati aja hidup ini dengan terus berusaha menjadi yang terbaik. Tidak ada kata terlambat untuk memulai dan berusaha menjadi lebih baik kawan. 

Sunday, July 20, 2014

JALAN-JALAN KE BALI



DESA WISATA ADAT PENGLIPURAN
Desa Wisata Adat Penglipuran - Bali
Desa Wisata Adat Penglipuran berlokasi pada kabupaten Bangli yang berjarak 45 km dari kota Denpasar, Desa adat yang juga menjadi objek wisata ini sangat mudah dilalui. Karena letaknya yang berada di Jalan Utama Kintamani – Bangli. Desa Penglipuran ini juga tampak begitu asri, keasrian ini dapat kita rasakan begitu memasuki kawasan Desa. Pada areal Catus pata yang merupakan area batas memasuki Desa Adat Penglipuran, disana terdapat Balai Desa, fasilitas masyarakat dan ruang terbuka untuk pertamanan yang merupakan areal selamat datang.

Desa ini merupakan salah satu kawasan pedesaan di Bali yang memiliki tatanan yang teratur dari struktur desa tradisional, perpaduan tatanan tradisional dengan banyak ruang terbuka pertamanan yang asri membuat desa ini membuat kita merasakan nuansa Bali pada dahulu kala. Penataan fisik dan struktur desa tersebut tidak lepas dari budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat Adat Penglipuran dan budaya masyarakatnya juga sudah berlaku turun temurun.

Keunggulan dari desa adat penglipuran ini dibandingkan dengan desa-desa lainnya di Bali adalah, Bagian depan rumah serupa dan seragam dari ujung utama desa sampai bagian hilir desa. Desa tersusun sedemikian rapinya yang mana daerah utamanya terletak lebih tinggi dan semakin menurun sampai kedaerah hilir. Selain bentuk depan yang sama,juga adanya keseragaman bentuk dari bahan untuk membuat rumah tersebut. Seperti bahan tanah untuk tembok dan untuk bagian atap terbuat dari penyengker dan bambu untuk bangunan diseluruh desa.

Karena Desa Penglipuran terletak didataran yang agak tinggi, suasana terasa cukup sejuk. Selain suasana pertamanan yang asri tetapi juga sangat ramahnya penduduk desa terhadap tamu yang datang. Banyak wisatawan yang datang dapat menikmati suasana desa dan masuk kerumah mereka untuk melihat kerajinan – kerajinan yang penduduk desa buat. Sehingga untuk tinggal berlama lama disini sangatlah menyenangkan.

Desa Adat Penglipuran ini termasuk desa yang banyak melakukan acara ritual, sehingga banyak sekali acara yang diadakan didesa ini seperti pemasangan dan penurunan odalan, Galungan dll. Memang Saat yang sangat tepat untuk datang kedesa ini adalah pada acara tersebut berlangsung, sehingga kita dapat melihat langsung keunikan dan kekhasan dari desa penglipuran ini. 


Pada saat saya dan teman-teman berkunjung di Desa Wisata Adat Penglipuran sedang diadakan upacara selama satu bulan penuh dan kedatangan kami bertepatan dengan perayaan menyambut malam bulan purnama.

Saya merasa sangat terkesan dengan suasana lingkungan dan kebersamaan yang dijalin oleh masyarakat Desa Adat Penglipuran. Tapi yang paling berkesan adalah pemandangannya yang indah, rapi dan teratur untuk ukuran sebuah desa. Seandainya desaku bisa seperti Desa Adat Penglipuran alangkah tentram dan nyamannya hidup ini.